Teknik Penulisan Jurnalisme dengan EYD terbaru


.

Bagi teman-teman yang ingin mengetahui penulisan EYD(Ejaan Yang Disempurnakan) yang terbaru berdasarkan Kepmen tahun 2009 SILAHKAN DOWNLOAD DI SINI

Ratu Elizabeth II Berkerudung ke Masjid


.


KOMPAS.com — Setelah first lady Amerika Serikat, Michele Obama, berkerudung di Masjid Istiqlal Jakarta, kini giliran Ratu Elizabeth II melakukan hal serupa.
Ia bahkan mengenakan jubah panjang warna keemasan, kerudung juga keemasan, tetapi masih dengan topinya saat memasuki Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Ratu bersama Raja Philip dan rombongan.
Rombongan ratu Inggris ini begitu turun dari British Airways dari London langsung ke masjid terbesar di UEA, peninggalan pendiri Kerajaan UEA Sheikh Zayed, Rabu (24/ 11/2010), dalam kunjungan pertamanya sejak 31 tahun terakhir.
Sebelum memasuki ruang utama masjid megah itu, Ratu juga menyempatkan diri ke makam Sheikh Zayed, pendiri Uni Emirat Arab.
Ratu menggarisbawahi bahwa UEA adalah negara sahabat yang penting bagi Inggris. Pasangan Kerajaan Inggris itu juga disertai Pangeran Andrew, Duke of York, yaitu anak ketiga dari Ratu Elizabeth II.
Dalam kunjungan itu juga dibicarakan terkait rencana pernikahan Pangeran William dengan Kate Middleton pada 29 April 2011 mendatang.
Saat Ratu mengenakan jilbab dan jubah panjang menjadi perhatian media di dunia. Apalagi ketika Ratu memasuki ruang utama masjid dengan hamparan karpet 35 ton terbesar di dunia, yang konon harus dikerjakan oleh 1.200 perempuan Iran itu.
Sang Ratu pun berjalan di atas karpet yang empuk itu dengan menggunakan stocking  warna kulit dan kaus tangan tipis putih.
Adapun perempuan lain dari rombongan itu mengenakan abaya hitam panjang sebagaimana orang Arab. Jubah atau gaun panjang sang Ratu hingga kaki, bersulam emas dan kristal tampak gemerlap. Selendang atau jilbabnya diikat di kepala, menutup topi kotak dan rambutnya.
Setelah di Abu Dhabi, rombongan pasangan Kerajaan Inggris itu akan mengunjungi Oman, tetangga UEA, dalam rangka hubungan bisnis dan investasi. Rencananya rombongan Kerjaan Inggris mengadakan lawatan selama lima hari di Timur Tengah. (DailyMail/Widodo)

Master Boneka


.

Mencoba tampil berbeda dengan ajang pencarian bakat lainnya, Indonesia Got Talents membuka kesempatan selebar-lebarnya tanpa memperhatikan batas usia ataupun jenis bakat yang ditampilkan. Hasilnya, kita bisa melihat beberapa bakat yang ‘langka’ seperti D' Geprax dan Radit.

Mengapa langka? Karena untuk bisa melakukan bakat tersebut, sang kontestan harus belajar secara otodidak alias belajar sendiri tanpa pendidikan resmi.  D' Geprax, misalnya. Setiap melakukan aksinya, Bima, Bajaj, Ichie, Chokiy, Augie, dan Mizwar ini kontan memboyong semua ‘peralatan musiknya’ yang terdiri dari rantang, hydrant, panci, sampai ember plastik. Maklum saja, kelima mahasiswa Sahid ini memang menggeprak (memukul) benda-benda tersebut untuk menghasilkan irama musik yang mereka namakan Recycle Percussion. Mengapa menggunakan benda-benda seperti ini?

“Karena awalnya kami nggak mampu beli alat, sehingga menggunakan benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi alias recycle," ujar mereka.

Jujur, ini adalah penampilan yang paling fresh, karena siapa yang bisa mengira benda-benda tersebut menghasilkan atraksi yang cukup menarik?

Berbeda dengan D' Geprax, Radit, kontestan dari Jogjakarta menampilkan seni ventriloquist yang pernah dipopulerkan oleh Gatot Sunyoto dengan boneka Tongki-nya. Kemampuan dosen dari Universitas Ahmad Dahlan ini bisa dikatakan luar biasa karena tidak tampak bibirnya bergerak ketika berbicara dengan boneka yang dibawanya. 

“Saya terinspirasi oleh Gatot Sunyoto dan Ria Enes. Namun setelah melihat video Terry Fator (Juara America’s Got Talents -red) baru saya memutuskan mengikuti Indonesia Got Talents,“ ujar Radit. Sayangnya, hanya Radit yang terpilih masuk ke babak selanjutnya sedangkan D' Geprax harus pulang.

Sampai minggu kedua ajang Indonesia Got Talents, polling SMS masih didominasi oleh bakat-bakat yang tak jauh dari menyanyi dan memainkan alat musik. Lalu dimanakah tempat bagi bakat-bakat D' Geprax dan Radit, bila mereka tidak terpilih?  Memang paling mudah memilih bakat menyanyi dan menari, karena industri  musik tanah air siap menampung mereka. Namun keberadaan bakat–bakat ‘langka’ ini sudah seharusnya menjadi perhatian agar tidak hilang begitu saja.